Rangkuman Hasil
Diskusi Kelompok 2
Dosen : Dadan Suwarna, Ss
Nama Kelompok
Fifi Ismaya Septiyani : 021112074
Nurdin : 021112048
Sari Kurniasih : 021112051
Rifky Rajab Prayitno : 021112066
Fitria Khoerunisa : 021112062
Marlina Aulia . R : 021112083
Nurdin : 021112048
Sari Kurniasih : 021112051
Rifky Rajab Prayitno : 021112066
Fitria Khoerunisa : 021112062
Marlina Aulia . R : 021112083
II B MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
1.
KALIMAT
· Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil. Yang dimaksud dengan pikiran lengkap adalah informasi yang
didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat dalam ragam resmi,
baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek atau pokok kalimat dan predikat
atau sebutan. Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan
itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai
frasa. Inilah yang membedakan antara
kalimat dan frasa.
·
Unsur
Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi
sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa indonesia lama lazim disebut jabatan
kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Subjek
→ menjadi pokok pikiran
Predikat
→ menjadi unsur bagian, menegaskan makna, dan sebagai sebutan
Objek
→ membentuk kalimat dasar
Keterangan
→ bagian yang menerangkan, jika tidak ada keterangan maka kalimat menjadi tidak
aktif
Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P.
Unsur yang lain (O, Pel, Ket). Dalam suatu kalimat dapat wajib
hadir,tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
Hal penting yang harus kita ketahui untuk dipraktikan kelak
dalam penyusunan kalimat adalah tentang satuan bentuk yang akan mengisi S, P,
O, Pel, Ket. Berikut lima contoh kalimat
yang memiliki S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa: pembawa acara yang kocak
(itu).
(S) Pembawa acara yang kocak itu membeli bunga.
S P O
(P) Si Anu (adalah)
pembawa acara yang kocak.
S P
(O) Madona menelepon pembawa
acara yang kocak itu.
S P O
(Pel) Pesulap itu menjadi pembawa
acara yang kocak.
S P Pel
(Ket) Si Fulan pergi
dengan membawa acara yang
kocak itu.
S P Ket
·
Jenis
Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Kalimat Tunggal
Kalimat
tungggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal hanya mengandung satu unsur
S, P, O, Pel, dan Ket. Kelima unsur tersebut tidak harus muncul semua sekaligus
karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P. Karena unsur pembentuk utamanya yaitu S dan P
yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tungga.
Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat
tunggal. Mengingat kalimat tunggal hanya
terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu
klausa.
a.
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat
majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal,
(2) kedudukan tiap kalimat sederajat.
Contoh kalimat majemuk
setara:
a.
Erni
mengonsep surat itu dan Rini
mengetiknya
b. Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa, maupun setelah bekarja.
b.
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Pebedaanya
dengan kalimat majemuk setara terletak pada derajat klausa pembentukanya yang
tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtor yang mneghubungkan
klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat
majemuk setara.
Contoh
kalimat majemuk bertingkat:
a. Dia
datang ketika kami sedang rapat.
b. Lalu
lintas akan teratur andaikata
pemakai jalan berdisiplin tinggi.
c. Anda
harus bekerja keras agar dapat
hasil.
2.
PARAGRAF
Rangkaian Pertanyaan
1.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf persuatif ? Berikan contoh !
Paragraf dikatakan persuatif jika
isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca. Contohnya
: Pada bulan Agustus yang akan datang perusaan Apple akan mengeluarkan produk tablet terbaru. Tablet tersebut
dilengkapi fitur-fitur terbaru dan terlengkap dari yang pernah perusahaan ini
buat. Anda yang memilikinya pasti akan merasa terpuaskan.
2.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf ekspositoris ?
Paragraf dikatakan ekspositoris jika isi alinea memaparkan
sesuatu fakta atau kejadian tertentu .
3.
Apa
yang dimaksud dengan paragraf campuran ?
Paragraf
campuran adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan di akhir
kalimat. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulangnya gagasan utama pada awal
yang ditegaskan kembali di bagian akhir. Kalimat utama tempat beradanya gagasan
adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari
keseluruhan pembicaraan ada pada dua bagian paragraf ini.
3 . WACANA
·
Pengertian Wacana
Wacana adalah
teks dalam (Bacaan). Wacana merupakan
rangkaian paragraph yang disusun dalam satu kesatuan maksud. Hubungan antar
paragraph dalam wacana selalu saling berkaitan.
Rentetan
kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan preposisi yang satu dengan preposisi
yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi
diantara kalimat-kalimat itu.
Kesatuan
bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa
dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.
·
Jenis-Jenis
Wacana Bahasa
Indonesia
1. Wacana Lisan dan Tulis
Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan
atas wacana tulis dan wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis.
Wacana lisan cenderung kurang terstruktur (gramatikal), penataan subordinatif
lebih sedikit, jarang menggunakan piranti hubung (alat kohesi), frasa benda
tidak panjang, dan berstruktur topik-komen. Sebaliknya wacana tulis cenderung
gramatikal, penataan subordinatif lebih banyak, menggunakan piranti hubung,
frasa benda panjang, dan berstruktur subjek-predikat.
2. Wacana Monolog, Dialog,
dan Polilog
Berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunikasi,
ada tiga jenis wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan polilog. Bila dalam
suatu komunikasi hanya ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari
peserta yang lain, maka wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan
demikian, pembicara tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam
komunikasi itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi
pendengar atau sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika
peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran,
maka wacana yang dihasilkan disebut polilog.
3. Wacana Deskripsi, Narasi,
Argumentasi, Eksposisi, dan Persuasi
Deskripsi → rangkayan paragraph berupa
gambaran (lukisan).
Narasi → rangkaian peristiwa
dari waktu ke waktu secara kronologis.
Argumentasi → jenis paragraf yang
mengungkapkan ide.
Eksposisi → menjelaskan atau
memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Persuasi → tulisan yang bersifat
mempengaruhi.
·
Wacana
itu transaksional dan intraksional. Yang dimaksud transaksional yaitu ada
maksud tertentu sedangkan intraksional yaitu tidak ada maksud tertentu.
·
Konteks
berkaitan dengan wacana lisan sedangkan ko-teks berkaitan dengan wacana
tulisan atau kalimat dalam wacana tulis.
4.
KARYA
ILMIAH
·
Pengertian Karya Ilmiah
Karya
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik. Karya tulis ilmiah juga merupakan
perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan.
·
Konsep Dan Format
Penulisan
1. Judul
( judul suatu karya ilmiah sudah terlihat dari pemilihan kata)
2. Bab
I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah /
permasalahan
Tujuan penulisan
Teknik dan metode penulisan
Sistematika penulisan
3. Bab
II
Landasan teori
4. Bab
III
Pembahasan
5. Bab
IV
Penutup
Simpulan dan saran
6. Daftar
pustaka
·
Rangkaian Pertanyaan
1. Masalah
apa yang sering terjadi dalam karya tulis ilmiah ?
Tidak
mengetahui poin-poin bagian akan diisi dengan apa. Sering kali kesulitan dalam
memilih teori-teori yang dipakai karna harus sesuai dangan pembahasan.
2. Mengapa
kalimat ilmiah merupakan kalmat pasif ?
Karna
karya yang berbicara bukan subjek tetapi objek.
3. Bagaimana
cara mempersempik topik dalam karya ilmiah ?
Mempersempit
topik lebih baik dilihat dari sebab-akibat, menurut tempat, menurut waktu
periode / zaman, aspek sosial, dan aspek umum-khusus. Setelah hal tersebut
dilakukan, maka topik yang telah dipersempit itu dapat pula menjadi judul.
4. Mengapa
informasi dalam karya ilmiah itu penting ?
Segala
bentuk karya tulis pasti memerlukan informasi, jadi informasi sangat penting
bagi karya ilmiah.
5.
KUTIPAN
·
Pengertian Kutipan
Kutipan
adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau
ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku jurnal,
baik yang melalui media cetak maupun elektronik.
·
Prinsip-Prinsip Mengutip
Penulis
harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan yang di
susun menjadi suatu himpunan kutipan.
Penulis
harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
Kutipan
dianggap benar jika penulis menunjukan tempat atau asal kutipan sehingga
pembaca dapat mencocokan kutipan dengan sumber aslinya.
Kutipan
hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya; Pada kutipan
langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andai kata penulis tidak
menyetujui apa yang di kutipnya, atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi
tanda : [……] atau [sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti “dengan
demikian”, “jadi…”,”seperti itu”.
·
Kutipan
Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang di tulis sama
persis dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Kutipan langsung
berarti penggunaan bahasa langsung. Karena sifatnya demikian, pemindahan bahasa
buku teks ke tulisan pengutipnya menggunakan tanda kutip (“….”). Pemindahan
bentuk itu mengharuskan seutuhnya, baik dalam satu atau lebih dari 4 baris yang
dikutip mensyaratkan penggunaan tanda kutip tersebut.
Cara
penulisan
kutipan langsung sebagai berikut :
a.
Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris
dimasukan kedalam teks
diketik
seperti ketikan teks
Diawali
dan di akhiri dengan tanda (“)
Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
b.
Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih
Diketik
satu spasi
tujuh ketukan dari batas tepi kiri
Sumber rujuksn ditulis langsung sebelum teks kutipan
Contoh kutipan langsung
Evers (1995:84) mengatakan, “Adanya perluasan kota
mendorong kelompok yang berpenghasilan menengah bertempat tinggal di kawasan
permukiman di tepi kota. Kelompok yang berpenghasilan rendah terpaksa menjual
tanahnya dan pindah keluar batas kota. [...] Dalam proses ini semakin nyata
pentingnya konsep perbedaan kelas”.
·
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama
persis dengan aslinya. Bila kutipan langsung terkesan sebagai bentuk mengutip
yang memindahkan keseluruhan istilah, definisi, dll. Kutipan
tidak langsung tidaklah sedalam itu kutipan tidak langsung justru di uraikan
sebagai cara penulis atau pengutip membahasakan isi atau kutipan yang
dirujuknya.
Cara
penulisannya sebagai berikut :
Kalimat-
kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap
sebagaimana dengan teks biasa.
Semua kutipan harus di rujuk
Sumber-sumber rujukan harus ditulis sebelum
atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.
·
Contoh kutipan tidak langsung ;
Dari pengalaman dan penelitian menurut Soekidjo
(1993:12) ternyata perilaku yang didasari olehpengetahuan akan lebih langgeng
(long lasting) dan perilaku yang tidak didasari pengetahuan tidakberlangsung
lama.
·
Contoh kutipan tidak langsung yang nama penulisnya
diletakkan sesudah teks yang dikutip ;
Pengetahuan seseorang akan membentuk kepribadian
seseorang. Setiap individu memiliki gambaranpribadi tentang dunia sekitar
gambaran tersebut ditentukan oleh empat faktor : (1) lingkungan
fisiksosialnya, (2) struktur kejiwaan, (3) keinginan dan tujuan, dan (4)
pengalaman masa lalu (Krech,Crutchfield dan Ballachey, 1967:21).
6. DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI
·
Pengertian
Daftar Pustaka (Bibliografi).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KKBI)adalah
Daftar yang memencantumkan judul buku,nama pengarang,penerbit dan
sebagainyayang ditempatkan di akhir karya tulis atau buku yang disusun
berdasarkan abjad., Menurut Gorys
Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah
daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan
lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang dikerjakan.
Melalui daftar pustaka yang
diertakan pada pada akhir tulisan, para sarjana dapat melihat kembali kepada
sumber aslinya, mereka dapat menetapkan apakah sumber itu mempunyai pertalian
dengan isi pembahasan itu, dan apakah pembahasan itu dikutip dengan benar atau
tidak, sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pengetahuannya dengan
bermacam-macam referensi itu.
Unsur-Unsur Daftar
Pustaka ( Bibliografi ).
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan
dalam penyusunan bibliografi itu, tiap penulis harus tahu pokok-pokok mana yang
harus dicatat.
Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan
dalam sebuah bibliografi adalah:
Nama
pengarang,yang di kutip secara lengkap.
Judul
buku,termasuk judul tambahannya.
Data
publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor
jilid dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
Untuk
sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,
jilid, nomor dan tahun.
Cara membuat daftar
pustaka (bibliografi).
Cara penyusunan
bibliografi tidak seragam bagi semua bahan relevansi, tergantung dari sifat
bahan relevansi itu, cara penyusunan bibliografi untuk buku agak berlainan dari
majalah, dan majalah agak berlainan dari
harian, walaupun terdapat perbedaan anatar jenis kepustakaan, namun ada tiga
hal penting yang selalu harus di cantumkan yaitu: pengarang, judul, dan
data-data publikasi.
Bibliografi
disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya, untuk maksud tersebut
nama-nama pengarang harus di balikan susunannya: nama keluarga (belakang)
diikuti koma, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada jarak antara baris dengan
baris adalah spasi rapat, karena cara-cara untuk setiap jenis kepustakaan agak
berlainan, maka perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan
pengarang, judul dan data publikasi dari tiap jenis kepustakaan tersebut.
Dengan
seorang pengarang.
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan narasi. Jakarta:Gramedia
Penulisan daftar pustaka tersebut memisalkan
jenis buku yang ditulis oleh Gorys Keraf. 1982 adalah penjelasan tahun terbit,
sementara huruf-huruf yang dimiringkan adalah judul buku. Jakarta adalah nama
kota. Lalu titik dua(:)untuk membatasi kota dari nama penerbit.
Bila
sebuah buku ditulis oleh dua penulis
Pencantuman
didasarkan pada nama keluarga penulis pertama, selanjutnya nama kedua yang
tidak dibalikan penulisannya, urutan nama pengarang hrus sesuai dengan apa yang
tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan urutannya,
Bila sebuah buku ditulis oleh Eva Rahmawati dan Ismail Kusmayadi berarti dalam
penulisan daftar pustaka, yang pertama diletakan ialah Rahmawati,Eva dan Ismail
Kusmayadi. Selalu harus diingat, hanya nama pertamalah yang dimulai dari nama
belakangnya, sedangkan penulis kedua dibiarkan tersusun sebagaimana adanya.
Daftar
pustaka dibuat dengan mengurutkan nama penulis secara alfabetis Bila sebuah
buku ditulis oleh banyak pengarang, hanya
nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik, untuk
menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup dipergunakan et al
,singkatan dari kata latin et alii yang berarti dan lain-lain.dalam hal ini dapat
dipergunakan singkatan dll atau dkk(dan kawan-kawan).
Jadi penulisan dalam daftar pustaka
adalah:
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: PN Balai Pustaka.
Atau
Alwi, Hasan et. al. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indoesia. Jakarta: PN Pustaka.
Nama penulis adalah Hasan Alwi
dengan kawan-kawan, tahun terbit buku 2003, judul bukunya Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, nama kota terbitnya adalah Jakarta, dan nama penerbit PN
Balai Pustaka.
Tulisan
yang berasal dari artikel atau rubrik atau bagian dari sebuah buku, Koran,
majalah, atau jurnal ditulis dalam tanda kutip(“....”), lalu diakhiri dengan
titik . setelahnya adalah judul buku atau nama koran, majalah, atau jurnal
tersebut, edisi/volume,lalu adalah tanggal terbit, contoh:
Sulastri, Lili. 1985.”Masalah dan
Upaya Pembangunan Agribisnis di Indonesia”.Dalam infobank 4(April,IV). Jakarta.
Yang dimiringkan
bukanlah artikel,tetapi nama majalah yang jadi bahan rujukan, sementara artikel
yang merupakan sebuah bagian tulisan berada dalam tanda kutip, sedangkan bulan
atau edisi terbitan terdapat di dalam kurung.
Bagaimana
penulisan daftar pustaka jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi
berikutnya, maka biasanya ditambahkan keterangan rev ed. (revised edition =
edisi yang diperbaiki) dibelakang judul tersebut.
Di samping itu
ada juga yang tidak menyebut edisi yang diperbaiki asal jelas menyebut cetakan
ke berapa: cetakan ke-2, cetakan ke-7 dsb. Keterangan mengenai cetakan ini juga
dipisahkan oleh sebuah titik.
Jadi penulisan dalam daftar pustaka
adalah:
Gleason, H.A. An Introduction to
Description Linguistics. Rev. Ed. New York: Rinehart and Winston.1991.
Buku yang terdiri dari
dua jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul serta dipisahkan
oleh sebuah tanda titik dan selalu disingkat. Untuk penerbitan Indonesia bisa
dipergunakan singkatan Jil. atau Jld.
Jadi
penulisan dalam daftar pustaka adalah :
Intensive
Course in English. 5 vols. Washington: English
Language Service, inc. 1964
Sebuah edisi dari karya
seseorang pengarang atau lebih, jika editornya lebih dari seorang maka caranya
sama seperti pada nomor b dan c, ada juga kebiasaan lain yang menempatkan
singkatan editor dalam tanda kurung (ed).
Jadi
penulisan dalam daftar pustaka adalah :
Ali, Lukman, ed. Bahasa dan
Kesusastraan indonesia sebagai Cermin Manusia Indonesia Baru . Jakarta
: Gunung Agung, 1967.
·
Pengertian
Catatan Kaki.
Menurut
Keraf(1984:1993) yang dimaksud dengan catatan kaki(fotenote) adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila keterangan
semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan, maka catatan atau
keterangan semacam itu disebut saja keterangan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990) menempatkan catatan kaki sebagai keterangan mengenai kata atau ungkapan
didalam teks yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku (biasanya
dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna
menambahkan referensi uraian di dalam naskah pokok).
Catatan
kaki terletak di bagian bawah naskah
yang diurutkan berdasarkan penomoran yang ditulis dalam setengah spasi ke atas
dari teks atau rujukannya. Bila daftar pustaka lebih menjelaskan acuan apa yang
dipakai, sebaliknya catatan kaki lebih merinci acuan serta batasannya, di
samping penjelasan bagian teks yang tidak selalu langsung berhubungan dengan substansi
masalah.
·
Cara
Membuat Catatan Kaki
Dengan memperhatikan
prinsip-prinsip tentang catatan kaki serta unsur-unsur catatan kaki sebagai
telah diuraikan diatas, maka mari kita perhatikan cara membuat catatan kaki
bagi tiap jenis referensi dan catatan-catatan lain nya, sebagai diuraikan di
bawah ini, karena cara membuat catatan kaki mempunyai hubungan pula dengan teks
pada halaman yang sama , maka dalam dua contoh pertama di sertakan pula bagian
terakhir dari teks yang menunjuk kepada catatan kaki, sehingga dapat dilihat
sekaligus cara menempatkan nomer penunjukan yang terdapat dalam teks, garis
pemisah antara teks dan catatan kaki, serta cara membuat catatan kaki itu
sendiri.
a. Referensi
kepada buku dengan seorang pengarang.
F. Graebner, Etnologie in die Kultur der Gegenwart (Leipzig, 1923) hal.544.
Perhatikan :
1. Nama
pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik ( karena referensi yang pertama kali).
2.
Antara nama pengarang
dan judul buku dipergunakan tanda koma (
pada bibliografi dipergunakan titik) antara judul buku dan data publikasi tidak
ada titik atau koma.
3. Tempat
dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung ; penerbit tidak perlu diikut
sertakan.
b. Referensi
kepada buku dengan dua atau tiga pengarang.
L.Gottachalk, C. Kluckhohn, R. Angell,
The Use of Personal documents in History, Antrhopology and Sociology (New York:
Sosial Science Research Council, 1945), hal 82-173.
Perhatikan :
Nama penerbit dimasukkan, sebab itu antara
nama tempat dan penerbit diberi titik dua. Yang lain-lain seperti pada nomor a.
c. Referensi
kepada buku dengan banyak pengarang.
Alton C. Morris, et al., College
English, the first year (New York, 1964), hal.51-56.
Perhatikan :
1. Hanya
nama pengarang pertama yang disebut, nama-nama lainnya diganti dengan singkatan
et al.;
2. Antara
nama pengarang dan singkatan et al., serta antara singkatan et al. dan judul
buku diberi tanda pemisah koma.
d. Kalau
edisi berikutnya mengalami perubahan.
H.A. Gleason, An Introduction to Descriptiv Linguistics (rev.ed.; New York,
1961), hal. 56
Perhatikan :
1. Keterangan
tentang ulang-cetak atau edisi yang diperbaharui diletakkan dalam kurung sebelum tempat terbit;
2. Antara
tempat terbit dan keterangan tentang ulang-cetak atau edisi yang diperbaharui
diberi tanda pemisah berupa titik kom
e. Buku
yang tediri dari dua jilid atau lebih.
A.H
Lightstone. Concepts of calculus (Vol. 1; New York : Harper & Row, 1996).
Hal.75
1. Keterangan
tentang nomor jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit, atau
2. Ditempatkan
di luar tanda kurung sebelum nomor halaman,
3. Nomor
jilid selalu dengan angka Romawi sedangkan nomor halaman dengan angka Arab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar