Rabu, 24 Juli 2013

Makalah Hasil Diskusi Bahasa Indonesia

Rangkuman Hasil Diskusi Kelompok 2



Dosen : Dadan Suwarna, Ss
Nama Kelompok
           
Fifi Ismaya Septiyani            :           021112074
Nurdin                                    :           021112048
Sari Kurniasih                       :           021112051
Rifky Rajab Prayitno           :           021112066
Fitria Khoerunisa                  :           021112062
Marlina Aulia . R                  :           021112083

II B MANAJEMEN

               
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN




1.      KALIMAT


·      Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil. Yang dimaksud dengan pikiran lengkap adalah informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek atau pokok kalimat dan predikat atau sebutan. Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan antara kalimat dan frasa.
·         Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). 
Subjek → menjadi pokok pikiran
Predikat → menjadi unsur bagian, menegaskan makna, dan sebagai sebutan
Objek → membentuk kalimat dasar
Keterangan → bagian yang menerangkan, jika tidak ada keterangan maka kalimat menjadi tidak aktif
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan  P.  Unsur yang lain (O, Pel, Ket). Dalam suatu kalimat dapat wajib hadir,tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
     Hal penting yang harus kita ketahui untuk dipraktikan kelak dalam penyusunan kalimat adalah tentang satuan bentuk yang akan mengisi S, P, O, Pel, Ket.  Berikut lima contoh kalimat yang memiliki S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa: pembawa acara yang kocak (itu).

(S) Pembawa acara yang kocak itu membeli   bunga.
                 S                                      P              O
(P) Si Anu   (adalah) pembawa acara yang kocak.
          S                             P
(O)     Madona  menelepon  pembawa acara yang kocak itu.
     S                 P                           O
(Pel)  Pesulap itu      menjadi   pembawa acara yang kocak.
       S                    P                      Pel
(Ket) Si Fulan  pergi  dengan membawa acara yang kocak itu.
     S          P                                  Ket
·         Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
 Kalimat Tunggal
Kalimat tungggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.  Kalimat tunggal hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel, dan Ket. Kelima unsur tersebut tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P.  Karena unsur pembentuk utamanya yaitu S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tungga.
 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.  Mengingat kalimat tunggal hanya terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa.

a.      Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tiap kalimat sederajat. 
Contoh kalimat majemuk setara:
a.      Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya
b.      Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa, maupun setelah bekarja.
b.      Kalimat Majemuk Bertingkat
Pebedaanya dengan kalimat majemuk setara terletak pada derajat klausa pembentukanya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.  Karena itu, konjungtor yang mneghubungkan klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara.
Contoh kalimat majemuk bertingkat:
a.       Dia datang ketika kami sedang rapat.
b.      Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
c.       Anda harus bekerja keras agar dapat hasil.

 2.      PARAGRAF
Rangkaian Pertanyaan
1.      Apa yang dimaksud dengan paragraf persuatif ? Berikan contoh !
Paragraf dikatakan persuatif jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca. Contohnya : Pada bulan Agustus yang akan datang perusaan Apple akan mengeluarkan produk tablet terbaru. Tablet tersebut dilengkapi fitur-fitur terbaru dan terlengkap dari yang pernah perusahaan ini buat. Anda yang memilikinya pasti akan merasa terpuaskan.
2.      Apa yang dimaksud dengan paragraf ekspositoris ?

Paragraf dikatakan  ekspositoris jika isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu .
3.      Apa yang dimaksud dengan paragraf campuran ?
Paragraf campuran adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan di akhir kalimat. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulangnya gagasan utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada dua bagian paragraf ini.


 3 . WACANA

·         Pengertian Wacana
Wacana adalah teks dalam (Bacaan). Wacana  merupakan rangkaian paragraph yang disusun dalam satu kesatuan maksud. Hubungan antar paragraph dalam wacana selalu saling berkaitan.
Rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan preposisi yang satu dengan preposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu.
Kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.
·         Jenis-Jenis Wacana Bahasa Indonesia
1.      Wacana Lisan dan Tulis
       Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan atas wacana tulis dan wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis. Wacana lisan cenderung kurang terstruktur (gramatikal), penataan subordinatif lebih sedikit, jarang menggunakan piranti hubung (alat kohesi), frasa benda tidak panjang, dan berstruktur topik-komen. Sebaliknya wacana tulis cenderung gramatikal, penataan subordinatif lebih banyak, menggunakan piranti hubung, frasa benda panjang, dan berstruktur subjek-predikat.
2.      Wacana Monolog, Dialog, dan Polilog
       Berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunikasi, ada tiga jenis wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan polilog. Bila dalam suatu komunikasi hanya ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari peserta yang lain, maka wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian, pembicara tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar atau sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran, maka wacana yang dihasilkan disebut polilog.




3.      Wacana Deskripsi, Narasi, Argumentasi, Eksposisi, dan Persuasi
Deskripsi rangkayan paragraph berupa gambaran (lukisan).
Narasi → rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu secara kronologis.
Argumentasi → jenis paragraf yang mengungkapkan ide.
Eksposisi → menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Persuasi → tulisan yang bersifat mempengaruhi.

·         Wacana itu transaksional dan intraksional. Yang dimaksud transaksional yaitu ada maksud tertentu sedangkan intraksional yaitu tidak ada maksud tertentu.

·         Konteks berkaitan dengan wacana lisan sedangkan ko-teks berkaitan dengan wacana tulisan  atau kalimat dalam wacana tulis.

 4.      KARYA ILMIAH

·         Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik. Karya tulis ilmiah juga merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan.

·         Konsep Dan Format Penulisan
1.      Judul ( judul suatu karya ilmiah sudah terlihat dari pemilihan kata)
2.      Bab I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah / permasalahan
Tujuan penulisan
Teknik dan metode penulisan
Sistematika penulisan
3.      Bab II
Landasan teori
4.      Bab III
Pembahasan
5.      Bab IV
Penutup
Simpulan dan saran
6.      Daftar pustaka

·         Rangkaian Pertanyaan
1.      Masalah apa yang sering terjadi dalam karya tulis ilmiah ?
Tidak mengetahui poin-poin bagian akan diisi dengan apa. Sering kali kesulitan dalam memilih teori-teori yang dipakai karna harus sesuai dangan pembahasan.
2.      Mengapa kalimat ilmiah merupakan kalmat pasif ?
Karna karya yang berbicara bukan subjek tetapi objek.
3.      Bagaimana cara mempersempik topik dalam karya ilmiah ?
Mempersempit topik lebih baik dilihat dari sebab-akibat, menurut tempat, menurut waktu periode / zaman, aspek sosial, dan aspek umum-khusus. Setelah hal tersebut dilakukan, maka topik yang telah dipersempit itu dapat pula menjadi judul.
4.      Mengapa informasi dalam karya ilmiah itu penting ?
Segala bentuk karya tulis pasti memerlukan informasi, jadi informasi sangat penting bagi karya ilmiah.


5.      KUTIPAN

·         Pengertian Kutipan
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik.

·         Prinsip-Prinsip Mengutip
  Penulis harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan yang di susun menjadi suatu himpunan kutipan.
  Penulis harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
  Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat mencocokan kutipan dengan sumber aslinya.
  Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya; Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andai kata penulis tidak menyetujui apa yang di kutipnya, atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda : [……] atau [sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti “dengan demikian”, “jadi…”,”seperti itu”.

·         Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang di tulis sama persis dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Kutipan langsung berarti penggunaan bahasa langsung. Karena sifatnya demikian, pemindahan bahasa buku teks ke tulisan pengutipnya menggunakan tanda kutip (“….”). Pemindahan bentuk itu mengharuskan seutuhnya, baik dalam satu atau lebih dari 4 baris yang dikutip mensyaratkan penggunaan tanda kutip tersebut.

  Cara penulisan kutipan langsung sebagai berikut :
a.       Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukan kedalam teks
           
  diketik seperti ketikan teks
  Diawali dan di akhiri dengan tanda (“)
  Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
b. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih
  Diketik satu spasi
   tujuh ketukan dari batas tepi kiri
   Sumber rujuksn ditulis langsung sebelum teks kutipan




  Contoh kutipan langsung
Evers (1995:84) mengatakan, “Adanya perluasan kota mendorong kelompok yang berpenghasilan menengah bertempat tinggal di kawasan permukiman di tepi kota. Kelompok yang berpenghasilan rendah terpaksa menjual tanahnya dan pindah keluar batas kota. [...] Dalam proses ini semakin nyata pentingnya konsep perbedaan kelas”.

·         Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Bila kutipan langsung terkesan sebagai bentuk mengutip yang memindahkan keseluruhan istilah, definisi, dll. Kutipan tidak langsung tidaklah sedalam itu kutipan tidak langsung justru di uraikan sebagai cara penulis atau pengutip membahasakan isi atau kutipan yang dirujuknya.

  Cara penulisannya sebagai berikut :
  Kalimat- kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana dengan teks biasa.
   Semua kutipan harus di rujuk
   Sumber-sumber rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.

·         Contoh kutipan tidak langsung ;
Dari pengalaman dan penelitian menurut Soekidjo (1993:12) ternyata perilaku yang didasari olehpengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) dan perilaku yang tidak didasari pengetahuan tidakberlangsung lama.

·         Contoh kutipan tidak langsung yang nama penulisnya diletakkan sesudah teks yang dikutip ;
Pengetahuan seseorang akan membentuk kepribadian seseorang. Setiap individu memiliki gambaranpribadi tentang dunia sekitar gambaran tersebut ditentukan oleh empat faktor : (1) lingkungan fisiksosialnya, (2) struktur kejiwaan, (3) keinginan dan tujuan, dan (4) pengalaman masa lalu (Krech,Crutchfield dan Ballachey, 1967:21).


6.      DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI


·         Pengertian Daftar Pustaka (Bibliografi).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KKBI)adalah Daftar yang memencantumkan judul buku,nama pengarang,penerbit dan sebagainyayang ditempatkan di akhir karya tulis atau buku yang disusun berdasarkan abjad., Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang dikerjakan.
Melalui daftar pustaka yang diertakan pada pada akhir tulisan, para sarjana dapat melihat kembali kepada sumber aslinya, mereka dapat menetapkan apakah sumber itu mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah pembahasan itu dikutip dengan benar atau tidak, sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

  Unsur-Unsur Daftar Pustaka ( Bibliografi ).
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibliografi itu, tiap penulis harus tahu pokok-pokok mana yang harus dicatat. 
Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah:
  Nama pengarang,yang di kutip secara lengkap.
  Judul buku,termasuk judul tambahannya.
  Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
  Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.

  Cara membuat daftar pustaka (bibliografi).
Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua bahan relevansi, tergantung dari sifat bahan relevansi itu, cara penyusunan bibliografi untuk buku agak berlainan dari majalah, dan majalah agak berlainan  dari harian, walaupun terdapat perbedaan anatar jenis kepustakaan, namun ada tiga hal penting yang selalu harus di cantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi.
            Bibliografi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya, untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus di balikan susunannya: nama keluarga (belakang) diikuti koma, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada jarak antara baris dengan baris adalah spasi rapat, karena cara-cara untuk setiap jenis kepustakaan agak berlainan, maka perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul dan data publikasi dari tiap jenis kepustakaan tersebut.
  Dengan seorang pengarang.
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan narasi. Jakarta:Gramedia
             Penulisan daftar pustaka tersebut memisalkan jenis buku yang ditulis oleh Gorys Keraf. 1982 adalah penjelasan tahun terbit, sementara huruf-huruf yang dimiringkan adalah judul buku. Jakarta adalah nama kota. Lalu titik dua(:)untuk membatasi kota dari nama penerbit.
 


  Bila sebuah buku ditulis oleh dua penulis
Pencantuman didasarkan pada nama keluarga penulis pertama, selanjutnya nama kedua yang tidak dibalikan penulisannya, urutan nama pengarang hrus sesuai dengan apa yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan urutannya, Bila sebuah buku ditulis oleh Eva Rahmawati dan Ismail Kusmayadi berarti dalam penulisan daftar pustaka, yang pertama diletakan ialah Rahmawati,Eva dan Ismail Kusmayadi. Selalu harus diingat, hanya nama pertamalah yang dimulai dari nama belakangnya, sedangkan penulis kedua dibiarkan tersusun sebagaimana adanya.

  Daftar pustaka dibuat dengan mengurutkan nama penulis secara alfabetis Bila sebuah buku ditulis oleh banyak pengarang, hanya  nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik, untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup dipergunakan et al ,singkatan dari kata latin et alii yang berarti dan lain-lain.dalam hal ini dapat dipergunakan singkatan dll atau dkk(dan kawan-kawan).
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah:
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Atau
Alwi, Hasan et. al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indoesia. Jakarta: PN Pustaka.
Nama penulis adalah Hasan Alwi dengan kawan-kawan, tahun terbit buku 2003, judul bukunya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, nama kota terbitnya adalah Jakarta, dan nama penerbit PN Balai Pustaka.

  Tulisan yang berasal dari artikel atau rubrik atau bagian dari sebuah buku, Koran, majalah, atau jurnal ditulis dalam tanda kutip(“....”), lalu diakhiri dengan titik . setelahnya adalah judul buku atau nama koran, majalah, atau jurnal tersebut, edisi/volume,lalu adalah tanggal terbit, contoh:
Sulastri, Lili. 1985.”Masalah dan Upaya Pembangunan Agribisnis di Indonesia”.Dalam infobank 4(April,IV). Jakarta.
Yang dimiringkan bukanlah artikel,tetapi nama majalah yang jadi bahan rujukan, sementara artikel yang merupakan sebuah bagian tulisan berada dalam tanda kutip, sedangkan bulan atau edisi terbitan terdapat di dalam kurung.
Bagaimana penulisan daftar pustaka jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi berikutnya, maka biasanya ditambahkan keterangan rev ed. (revised edition = edisi yang diperbaiki) dibelakang judul tersebut.
Di samping itu ada juga yang tidak menyebut edisi yang diperbaiki asal jelas menyebut cetakan ke berapa: cetakan ke-2, cetakan ke-7 dsb. Keterangan mengenai cetakan ini juga dipisahkan oleh sebuah titik.
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah:
Gleason, H.A. An Introduction to Description Linguistics. Rev. Ed. New York: Rinehart and Winston.1991.
Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul serta dipisahkan oleh sebuah tanda titik dan selalu disingkat. Untuk penerbitan Indonesia bisa dipergunakan singkatan Jil. atau Jld.
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah :
Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service, inc. 1964
Sebuah edisi dari karya seseorang pengarang atau lebih, jika editornya lebih dari seorang maka caranya sama seperti pada nomor b dan c, ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor dalam tanda kurung (ed).
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah :
Ali, Lukman, ed. Bahasa dan Kesusastraan indonesia sebagai  Cermin Manusia Indonesia Baru . Jakarta : Gunung Agung, 1967.

·         Pengertian Catatan Kaki.
            Menurut Keraf(1984:1993) yang dimaksud dengan catatan kaki(fotenote) adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan, maka catatan atau keterangan semacam itu disebut saja keterangan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) menempatkan catatan kaki sebagai keterangan mengenai kata atau ungkapan didalam teks yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan referensi uraian di dalam naskah pokok).
            Catatan kaki terletak di bagian bawah  naskah yang diurutkan berdasarkan penomoran yang ditulis dalam setengah spasi ke atas dari teks atau rujukannya. Bila daftar pustaka lebih menjelaskan acuan apa yang dipakai, sebaliknya catatan kaki lebih merinci acuan serta batasannya, di samping penjelasan bagian teks yang tidak selalu langsung berhubungan dengan substansi masalah.


·           Cara Membuat Catatan Kaki       
                           Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tentang catatan kaki serta unsur-unsur catatan kaki sebagai telah diuraikan diatas, maka mari kita perhatikan cara membuat catatan kaki bagi tiap jenis referensi dan catatan-catatan lain nya, sebagai diuraikan di bawah ini, karena cara membuat catatan kaki mempunyai hubungan pula dengan teks pada halaman yang sama , maka dalam dua contoh pertama di sertakan pula bagian terakhir dari teks yang menunjuk kepada catatan kaki, sehingga dapat dilihat sekaligus cara menempatkan nomer penunjukan yang terdapat dalam teks, garis pemisah antara teks dan catatan kaki, serta cara membuat catatan kaki itu sendiri.
a.     Referensi kepada buku dengan seorang pengarang.
F. Graebner, Etnologie in die Kultur der Gegenwart (Leipzig, 1923) hal.544.

Perhatikan            :
1.      Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik ( karena referensi yang pertama kali).
2.      Antara nama pengarang dan  judul buku dipergunakan tanda koma ( pada bibliografi dipergunakan titik) antara judul buku dan data publikasi tidak ada titik atau koma.
3.      Tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung ; penerbit tidak perlu diikut sertakan.

b.    Referensi kepada buku dengan dua atau tiga pengarang.
L.Gottachalk, C. Kluckhohn, R. Angell, The Use of Personal documents in History, Antrhopology and Sociology (New York: Sosial Science Research Council, 1945), hal 82-173.

Perhatikan           :
    Nama penerbit dimasukkan, sebab itu antara nama tempat dan penerbit diberi titik dua. Yang lain-lain seperti pada nomor a.


c.     Referensi kepada buku dengan banyak pengarang.
Alton C. Morris, et al., College English, the first year (New York, 1964), hal.51-56.



Perhatikan                      :
1.    Hanya nama pengarang pertama yang disebut, nama-nama lainnya diganti dengan singkatan et al.;
2.    Antara nama pengarang dan singkatan et al., serta antara singkatan et al. dan judul buku diberi tanda pemisah koma.
d.    Kalau edisi berikutnya mengalami perubahan.
H.A. Gleason, An Introduction to Descriptiv Linguistics (rev.ed.; New York, 1961), hal. 56
Perhatikan             :
1.      Keterangan tentang ulang-cetak atau edisi yang diperbaharui diletakkan dalam kurung  sebelum tempat terbit;
2.      Antara tempat terbit dan keterangan tentang ulang-cetak atau edisi yang diperbaharui diberi tanda pemisah berupa titik kom
e.     Buku yang tediri dari dua jilid atau lebih.
A.H Lightstone. Concepts of calculus (Vol. 1; New York : Harper & Row, 1996). Hal.75
1.      Keterangan tentang nomor jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit, atau
2.      Ditempatkan di luar tanda kurung sebelum nomor halaman,
3.      Nomor jilid selalu dengan angka Romawi sedangkan nomor halaman dengan angka Arab.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 24 Juli 2013

Makalah Hasil Diskusi Bahasa Indonesia

Rangkuman Hasil Diskusi Kelompok 2



Dosen : Dadan Suwarna, Ss
Nama Kelompok
           
Fifi Ismaya Septiyani            :           021112074
Nurdin                                    :           021112048
Sari Kurniasih                       :           021112051
Rifky Rajab Prayitno           :           021112066
Fitria Khoerunisa                  :           021112062
Marlina Aulia . R                  :           021112083

II B MANAJEMEN

               
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN




1.      KALIMAT


·      Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil. Yang dimaksud dengan pikiran lengkap adalah informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek atau pokok kalimat dan predikat atau sebutan. Kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan antara kalimat dan frasa.
·         Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). 
Subjek → menjadi pokok pikiran
Predikat → menjadi unsur bagian, menegaskan makna, dan sebagai sebutan
Objek → membentuk kalimat dasar
Keterangan → bagian yang menerangkan, jika tidak ada keterangan maka kalimat menjadi tidak aktif
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan  P.  Unsur yang lain (O, Pel, Ket). Dalam suatu kalimat dapat wajib hadir,tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
     Hal penting yang harus kita ketahui untuk dipraktikan kelak dalam penyusunan kalimat adalah tentang satuan bentuk yang akan mengisi S, P, O, Pel, Ket.  Berikut lima contoh kalimat yang memiliki S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa: pembawa acara yang kocak (itu).

(S) Pembawa acara yang kocak itu membeli   bunga.
                 S                                      P              O
(P) Si Anu   (adalah) pembawa acara yang kocak.
          S                             P
(O)     Madona  menelepon  pembawa acara yang kocak itu.
     S                 P                           O
(Pel)  Pesulap itu      menjadi   pembawa acara yang kocak.
       S                    P                      Pel
(Ket) Si Fulan  pergi  dengan membawa acara yang kocak itu.
     S          P                                  Ket
·         Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
 Kalimat Tunggal
Kalimat tungggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.  Kalimat tunggal hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel, dan Ket. Kelima unsur tersebut tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P.  Karena unsur pembentuk utamanya yaitu S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tungga.
 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal.  Mengingat kalimat tunggal hanya terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa.

a.      Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tiap kalimat sederajat. 
Contoh kalimat majemuk setara:
a.      Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya
b.      Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa, maupun setelah bekarja.
b.      Kalimat Majemuk Bertingkat
Pebedaanya dengan kalimat majemuk setara terletak pada derajat klausa pembentukanya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.  Karena itu, konjungtor yang mneghubungkan klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara.
Contoh kalimat majemuk bertingkat:
a.       Dia datang ketika kami sedang rapat.
b.      Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
c.       Anda harus bekerja keras agar dapat hasil.

 2.      PARAGRAF
Rangkaian Pertanyaan
1.      Apa yang dimaksud dengan paragraf persuatif ? Berikan contoh !
Paragraf dikatakan persuatif jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca. Contohnya : Pada bulan Agustus yang akan datang perusaan Apple akan mengeluarkan produk tablet terbaru. Tablet tersebut dilengkapi fitur-fitur terbaru dan terlengkap dari yang pernah perusahaan ini buat. Anda yang memilikinya pasti akan merasa terpuaskan.
2.      Apa yang dimaksud dengan paragraf ekspositoris ?

Paragraf dikatakan  ekspositoris jika isi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu .
3.      Apa yang dimaksud dengan paragraf campuran ?
Paragraf campuran adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan di akhir kalimat. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulangnya gagasan utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada pada dua bagian paragraf ini.


 3 . WACANA

·         Pengertian Wacana
Wacana adalah teks dalam (Bacaan). Wacana  merupakan rangkaian paragraph yang disusun dalam satu kesatuan maksud. Hubungan antar paragraph dalam wacana selalu saling berkaitan.
Rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan preposisi yang satu dengan preposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu.
Kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.
·         Jenis-Jenis Wacana Bahasa Indonesia
1.      Wacana Lisan dan Tulis
       Berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan atas wacana tulis dan wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis. Wacana lisan cenderung kurang terstruktur (gramatikal), penataan subordinatif lebih sedikit, jarang menggunakan piranti hubung (alat kohesi), frasa benda tidak panjang, dan berstruktur topik-komen. Sebaliknya wacana tulis cenderung gramatikal, penataan subordinatif lebih banyak, menggunakan piranti hubung, frasa benda panjang, dan berstruktur subjek-predikat.
2.      Wacana Monolog, Dialog, dan Polilog
       Berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunikasi, ada tiga jenis wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan polilog. Bila dalam suatu komunikasi hanya ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari peserta yang lain, maka wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian, pembicara tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar atau sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran, maka wacana yang dihasilkan disebut polilog.




3.      Wacana Deskripsi, Narasi, Argumentasi, Eksposisi, dan Persuasi
Deskripsi rangkayan paragraph berupa gambaran (lukisan).
Narasi → rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu secara kronologis.
Argumentasi → jenis paragraf yang mengungkapkan ide.
Eksposisi → menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Persuasi → tulisan yang bersifat mempengaruhi.

·         Wacana itu transaksional dan intraksional. Yang dimaksud transaksional yaitu ada maksud tertentu sedangkan intraksional yaitu tidak ada maksud tertentu.

·         Konteks berkaitan dengan wacana lisan sedangkan ko-teks berkaitan dengan wacana tulisan  atau kalimat dalam wacana tulis.

 4.      KARYA ILMIAH

·         Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik. Karya tulis ilmiah juga merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan.

·         Konsep Dan Format Penulisan
1.      Judul ( judul suatu karya ilmiah sudah terlihat dari pemilihan kata)
2.      Bab I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah / permasalahan
Tujuan penulisan
Teknik dan metode penulisan
Sistematika penulisan
3.      Bab II
Landasan teori
4.      Bab III
Pembahasan
5.      Bab IV
Penutup
Simpulan dan saran
6.      Daftar pustaka

·         Rangkaian Pertanyaan
1.      Masalah apa yang sering terjadi dalam karya tulis ilmiah ?
Tidak mengetahui poin-poin bagian akan diisi dengan apa. Sering kali kesulitan dalam memilih teori-teori yang dipakai karna harus sesuai dangan pembahasan.
2.      Mengapa kalimat ilmiah merupakan kalmat pasif ?
Karna karya yang berbicara bukan subjek tetapi objek.
3.      Bagaimana cara mempersempik topik dalam karya ilmiah ?
Mempersempit topik lebih baik dilihat dari sebab-akibat, menurut tempat, menurut waktu periode / zaman, aspek sosial, dan aspek umum-khusus. Setelah hal tersebut dilakukan, maka topik yang telah dipersempit itu dapat pula menjadi judul.
4.      Mengapa informasi dalam karya ilmiah itu penting ?
Segala bentuk karya tulis pasti memerlukan informasi, jadi informasi sangat penting bagi karya ilmiah.


5.      KUTIPAN

·         Pengertian Kutipan
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik.

·         Prinsip-Prinsip Mengutip
  Penulis harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan yang di susun menjadi suatu himpunan kutipan.
  Penulis harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
  Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat mencocokan kutipan dengan sumber aslinya.
  Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya; Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andai kata penulis tidak menyetujui apa yang di kutipnya, atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda : [……] atau [sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti “dengan demikian”, “jadi…”,”seperti itu”.

·         Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang di tulis sama persis dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Kutipan langsung berarti penggunaan bahasa langsung. Karena sifatnya demikian, pemindahan bahasa buku teks ke tulisan pengutipnya menggunakan tanda kutip (“….”). Pemindahan bentuk itu mengharuskan seutuhnya, baik dalam satu atau lebih dari 4 baris yang dikutip mensyaratkan penggunaan tanda kutip tersebut.

  Cara penulisan kutipan langsung sebagai berikut :
a.       Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukan kedalam teks
           
  diketik seperti ketikan teks
  Diawali dan di akhiri dengan tanda (“)
  Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
b. Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih
  Diketik satu spasi
   tujuh ketukan dari batas tepi kiri
   Sumber rujuksn ditulis langsung sebelum teks kutipan




  Contoh kutipan langsung
Evers (1995:84) mengatakan, “Adanya perluasan kota mendorong kelompok yang berpenghasilan menengah bertempat tinggal di kawasan permukiman di tepi kota. Kelompok yang berpenghasilan rendah terpaksa menjual tanahnya dan pindah keluar batas kota. [...] Dalam proses ini semakin nyata pentingnya konsep perbedaan kelas”.

·         Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Bila kutipan langsung terkesan sebagai bentuk mengutip yang memindahkan keseluruhan istilah, definisi, dll. Kutipan tidak langsung tidaklah sedalam itu kutipan tidak langsung justru di uraikan sebagai cara penulis atau pengutip membahasakan isi atau kutipan yang dirujuknya.

  Cara penulisannya sebagai berikut :
  Kalimat- kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana dengan teks biasa.
   Semua kutipan harus di rujuk
   Sumber-sumber rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.

·         Contoh kutipan tidak langsung ;
Dari pengalaman dan penelitian menurut Soekidjo (1993:12) ternyata perilaku yang didasari olehpengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) dan perilaku yang tidak didasari pengetahuan tidakberlangsung lama.

·         Contoh kutipan tidak langsung yang nama penulisnya diletakkan sesudah teks yang dikutip ;
Pengetahuan seseorang akan membentuk kepribadian seseorang. Setiap individu memiliki gambaranpribadi tentang dunia sekitar gambaran tersebut ditentukan oleh empat faktor : (1) lingkungan fisiksosialnya, (2) struktur kejiwaan, (3) keinginan dan tujuan, dan (4) pengalaman masa lalu (Krech,Crutchfield dan Ballachey, 1967:21).


6.      DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI


·         Pengertian Daftar Pustaka (Bibliografi).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KKBI)adalah Daftar yang memencantumkan judul buku,nama pengarang,penerbit dan sebagainyayang ditempatkan di akhir karya tulis atau buku yang disusun berdasarkan abjad., Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang dikerjakan.
Melalui daftar pustaka yang diertakan pada pada akhir tulisan, para sarjana dapat melihat kembali kepada sumber aslinya, mereka dapat menetapkan apakah sumber itu mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah pembahasan itu dikutip dengan benar atau tidak, sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

  Unsur-Unsur Daftar Pustaka ( Bibliografi ).
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibliografi itu, tiap penulis harus tahu pokok-pokok mana yang harus dicatat. 
Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah:
  Nama pengarang,yang di kutip secara lengkap.
  Judul buku,termasuk judul tambahannya.
  Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
  Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.

  Cara membuat daftar pustaka (bibliografi).
Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua bahan relevansi, tergantung dari sifat bahan relevansi itu, cara penyusunan bibliografi untuk buku agak berlainan dari majalah, dan majalah agak berlainan  dari harian, walaupun terdapat perbedaan anatar jenis kepustakaan, namun ada tiga hal penting yang selalu harus di cantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi.
            Bibliografi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya, untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus di balikan susunannya: nama keluarga (belakang) diikuti koma, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada jarak antara baris dengan baris adalah spasi rapat, karena cara-cara untuk setiap jenis kepustakaan agak berlainan, maka perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul dan data publikasi dari tiap jenis kepustakaan tersebut.
  Dengan seorang pengarang.
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan narasi. Jakarta:Gramedia
             Penulisan daftar pustaka tersebut memisalkan jenis buku yang ditulis oleh Gorys Keraf. 1982 adalah penjelasan tahun terbit, sementara huruf-huruf yang dimiringkan adalah judul buku. Jakarta adalah nama kota. Lalu titik dua(:)untuk membatasi kota dari nama penerbit.
 


  Bila sebuah buku ditulis oleh dua penulis
Pencantuman didasarkan pada nama keluarga penulis pertama, selanjutnya nama kedua yang tidak dibalikan penulisannya, urutan nama pengarang hrus sesuai dengan apa yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan urutannya, Bila sebuah buku ditulis oleh Eva Rahmawati dan Ismail Kusmayadi berarti dalam penulisan daftar pustaka, yang pertama diletakan ialah Rahmawati,Eva dan Ismail Kusmayadi. Selalu harus diingat, hanya nama pertamalah yang dimulai dari nama belakangnya, sedangkan penulis kedua dibiarkan tersusun sebagaimana adanya.

  Daftar pustaka dibuat dengan mengurutkan nama penulis secara alfabetis Bila sebuah buku ditulis oleh banyak pengarang, hanya  nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik, untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup dipergunakan et al ,singkatan dari kata latin et alii yang berarti dan lain-lain.dalam hal ini dapat dipergunakan singkatan dll atau dkk(dan kawan-kawan).
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah:
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Atau
Alwi, Hasan et. al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indoesia. Jakarta: PN Pustaka.
Nama penulis adalah Hasan Alwi dengan kawan-kawan, tahun terbit buku 2003, judul bukunya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, nama kota terbitnya adalah Jakarta, dan nama penerbit PN Balai Pustaka.

  Tulisan yang berasal dari artikel atau rubrik atau bagian dari sebuah buku, Koran, majalah, atau jurnal ditulis dalam tanda kutip(“....”), lalu diakhiri dengan titik . setelahnya adalah judul buku atau nama koran, majalah, atau jurnal tersebut, edisi/volume,lalu adalah tanggal terbit, contoh:
Sulastri, Lili. 1985.”Masalah dan Upaya Pembangunan Agribisnis di Indonesia”.Dalam infobank 4(April,IV). Jakarta.
Yang dimiringkan bukanlah artikel,tetapi nama majalah yang jadi bahan rujukan, sementara artikel yang merupakan sebuah bagian tulisan berada dalam tanda kutip, sedangkan bulan atau edisi terbitan terdapat di dalam kurung.
Bagaimana penulisan daftar pustaka jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi berikutnya, maka biasanya ditambahkan keterangan rev ed. (revised edition = edisi yang diperbaiki) dibelakang judul tersebut.
Di samping itu ada juga yang tidak menyebut edisi yang diperbaiki asal jelas menyebut cetakan ke berapa: cetakan ke-2, cetakan ke-7 dsb. Keterangan mengenai cetakan ini juga dipisahkan oleh sebuah titik.
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah:
Gleason, H.A. An Introduction to Description Linguistics. Rev. Ed. New York: Rinehart and Winston.1991.
Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul serta dipisahkan oleh sebuah tanda titik dan selalu disingkat. Untuk penerbitan Indonesia bisa dipergunakan singkatan Jil. atau Jld.
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah :
Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service, inc. 1964
Sebuah edisi dari karya seseorang pengarang atau lebih, jika editornya lebih dari seorang maka caranya sama seperti pada nomor b dan c, ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor dalam tanda kurung (ed).
Jadi penulisan dalam daftar pustaka adalah :
Ali, Lukman, ed. Bahasa dan Kesusastraan indonesia sebagai  Cermin Manusia Indonesia Baru . Jakarta : Gunung Agung, 1967.

·         Pengertian Catatan Kaki.
            Menurut Keraf(1984:1993) yang dimaksud dengan catatan kaki(fotenote) adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan, maka catatan atau keterangan semacam itu disebut saja keterangan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) menempatkan catatan kaki sebagai keterangan mengenai kata atau ungkapan didalam teks yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku (biasanya dicetak dengan huruf yang lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan referensi uraian di dalam naskah pokok).
            Catatan kaki terletak di bagian bawah  naskah yang diurutkan berdasarkan penomoran yang ditulis dalam setengah spasi ke atas dari teks atau rujukannya. Bila daftar pustaka lebih menjelaskan acuan apa yang dipakai, sebaliknya catatan kaki lebih merinci acuan serta batasannya, di samping penjelasan bagian teks yang tidak selalu langsung berhubungan dengan substansi masalah.


·           Cara Membuat Catatan Kaki       
                           Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tentang catatan kaki serta unsur-unsur catatan kaki sebagai telah diuraikan diatas, maka mari kita perhatikan cara membuat catatan kaki bagi tiap jenis referensi dan catatan-catatan lain nya, sebagai diuraikan di bawah ini, karena cara membuat catatan kaki mempunyai hubungan pula dengan teks pada halaman yang sama , maka dalam dua contoh pertama di sertakan pula bagian terakhir dari teks yang menunjuk kepada catatan kaki, sehingga dapat dilihat sekaligus cara menempatkan nomer penunjukan yang terdapat dalam teks, garis pemisah antara teks dan catatan kaki, serta cara membuat catatan kaki itu sendiri.
a.     Referensi kepada buku dengan seorang pengarang.
F. Graebner, Etnologie in die Kultur der Gegenwart (Leipzig, 1923) hal.544.

Perhatikan            :
1.      Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik ( karena referensi yang pertama kali).
2.      Antara nama pengarang dan  judul buku dipergunakan tanda koma ( pada bibliografi dipergunakan titik) antara judul buku dan data publikasi tidak ada titik atau koma.
3.      Tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung ; penerbit tidak perlu diikut sertakan.

b.    Referensi kepada buku dengan dua atau tiga pengarang.
L.Gottachalk, C. Kluckhohn, R. Angell, The Use of Personal documents in History, Antrhopology and Sociology (New York: Sosial Science Research Council, 1945), hal 82-173.

Perhatikan           :
    Nama penerbit dimasukkan, sebab itu antara nama tempat dan penerbit diberi titik dua. Yang lain-lain seperti pada nomor a.


c.     Referensi kepada buku dengan banyak pengarang.
Alton C. Morris, et al., College English, the first year (New York, 1964), hal.51-56.



Perhatikan                      :
1.    Hanya nama pengarang pertama yang disebut, nama-nama lainnya diganti dengan singkatan et al.;
2.    Antara nama pengarang dan singkatan et al., serta antara singkatan et al. dan judul buku diberi tanda pemisah koma.
d.    Kalau edisi berikutnya mengalami perubahan.
H.A. Gleason, An Introduction to Descriptiv Linguistics (rev.ed.; New York, 1961), hal. 56
Perhatikan             :
1.      Keterangan tentang ulang-cetak atau edisi yang diperbaharui diletakkan dalam kurung  sebelum tempat terbit;
2.      Antara tempat terbit dan keterangan tentang ulang-cetak atau edisi yang diperbaharui diberi tanda pemisah berupa titik kom
e.     Buku yang tediri dari dua jilid atau lebih.
A.H Lightstone. Concepts of calculus (Vol. 1; New York : Harper & Row, 1996). Hal.75
1.      Keterangan tentang nomor jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit, atau
2.      Ditempatkan di luar tanda kurung sebelum nomor halaman,
3.      Nomor jilid selalu dengan angka Romawi sedangkan nomor halaman dengan angka Arab.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut